Sabtu, 13 April 2013

The Journey to Meet Istidroj

The Journey to Meet Istidroj

oleh Bagas Heradhyaksa*


43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.

44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
( Al-An’am (6) ayat 43 – 44)

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaykum wr wb

Mari kita bersama-sama mentadaburi Surat Al-An’am ayat 43 – 44. Mungkin akan terasa lebih nimat jika kita memahami makna dari ayat 31 -50 sekalian yang merupakan satu ‘ain atau satu makhroj, tidak terpotong hanya pada dua ayat tersebut. Namun, pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama mengkhususkan atau lebih berkonsentrasi pada ayat 43 – 44 terlebih dahulu saja, adapun ayat lainnya bisa kita tadaburi di lain kesempatan.

Di ayat 43, Allah bertanya kepada kita, mengapa ketika sedang mendapat siksaan kita tidak memohon kepada Allah dengan tunduk merendahkan diri ?

Mari kita coba buat cara agar lebih mudah dalam memahami ayat ini.
Coba aplikasikan ayat tersebut di dalam kehidupan nyata kita.

-        Mengapa ketika kita sedang dapat banyak cobaan kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-        Mengapa ketika nilai akademis kita jatuh, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-        Mengapa ketika tubuh didatangi banyak penyakit, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-        Mengapa ketika bayak yang memusuhi kita, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-        Mengapa ketika usaha yang sudah dibangun dengan susah payah, lalu hancur lebur, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-        Mengapa ketika banyak orang yang memfitnah dan menjauhi kita, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?

Apakah Anda sudah dapat merasakan potongan ayat 43 ini lebih mengena di hati ?
Buatlah sendiri dengan kalimat Anda sendiri, siksaan apa yang mungkin atau sedang Anda alami, dan apakah ketika siksaan itu menimpa, kita sudah datang ke Allah dengan tunduk merendah diri ?

Lanjut menuju ke potongan ayat selanjutnya.

Bahkan hati mereka telah menjadi keras.

-        Bukannya mendekat kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah hatinya yang dikerasin, tidak mau mengakui bahwa semua terjadi karena kesalahan diri kita sendiri. Kitalah yang telah mendzolimi diri kita sendiri. Jangan mecari-cari alasan !
-        Bukannya mendekat kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah semakin menjadi-jadi maksiatnya. Makin berani ngelawan Allah. Makin keras hatinya.
-        Bukannya mendekatkan diri kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah semakin menjauh. Ibadah jadi tidak karuan. Yang sunnah hilang satu persatu. Yang wajib dikerjain sekenanya saja, ala kadarnya saja. Makin keras hatinya, makin tidak takut sama dosa.
-        Bukannya mendekatkan diri kepada Allah, malah dosa-dosa dijadikan kebiasaan, syariat diterabas dimana-mana, Qur’an dan hadist dianggap sebuah mitos belaka. Makin keras hatinya, makin berani melawan Allah.


dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.

Sekarang, segala perilaku kita yang menyimpang dari Qur’an dan hadist, jadi kelihatan indah di mata kita.
Kemaksiatan-kemaksiatan yang kita kerjakan dianggap lumrah oleh diri kita sendir.
Mengapa ? Karena Hati kita sekarang sudah keras dan syetan membuat perilaku tersebut jadi indah.
Mulai berani ngelawan hukum-hukum Allah, awalnya dikit demi sedikit ngelanggar syariat, lama-lama jadi terlihat lumrah dan indah, syetan yang ngebuat kayak gitu.
Jadi tidak sadar sudah terjebak dalam lingkaran syetan sejauh ini. Semua terasa wajar-wajar saja. Hati sudah terlanjur keras menerima masukan-masukan agama. Kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan agama dan berbau maksiat dianggap suatu yang lumrah dan wajar.
Dan ternyata, baru bisa sadar ketika sudah berada jauh di tengah samudera kemaksiatan.
Ya, semua sudah terlanjur terlihat lumrah dan indah. Hal yang wajar.
Saat itu lah, kita akan susah untuk bisa keluar dari kebiasan maksiat tersebut. Karena semua sudah terlihat biasa-biasa saja, padahal hal tersebut tidak disukai Allah.

Mari kita pahami bersama-sama ayat 43 ini secara keseluruhan.

Saat siksaan datang kepada kita, mengapa kita tidak datang dengan tunduk dan merendah kepada Allah ? Mengapa justru semakin mengeraskan hati ? Jika begitu terus dan tidak segera bertaubat, maka bisa-bisa syetan akan menjadikan perilaku buruk kita itu terlihat bagus bagi diri kita sendiri.

Saudaraku, berhati-hatilah ketika hal tersebut sudah menimpa diri kita. Kita tidak sadar lagi jika kita sudah terjebak dalam lingkaran syetan kemaksiatan. Tidak sadar lagi jika kita sudah semakin menjauh dari Allah. Justru kita mengira bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang baik, itulah tipu daya syetan.

Sungguh kita perlu mewaspadai, jangan pernah berkompromi dengan kemaksiatan. Karena kemaksiatan itu mempunyai snow ball effect. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, dan kita tidak menyadarinya jika kita sudah hampir membangun gunung kemaksiatan dalam diri kita. Mengapa bisa begitu ? Sekali lagi, karena syetan membuat kita memandang kemaksiatan yang kita lakukan itu indah dan bagus di mata kita sendiri.

Oleh karenanya, kita harus benar-benar aware  terhadap segala kemungkinan pintu masuknya syetan. Kita harus segera cut semua jalan-jalan yang berpotensial jadi arah masuknya syetan. Bukan berarti harus keras, kaku atau mengekang, percayalah, jalan-jalan yang diperbolehkan syariat itu justru jauh lebih indah dan nikmat, bahkan kekal abadi. Percayalah !

Jika kita berkompromi dengan syetan, bisa-bisa kita di ajak menuju ke samudera kemasiatan untuk menemaninya di neraka kelak.


Al-An’am ayat 44


44. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

Coba perhatikan ayat ini dengan seksama.
-        Ketika kita sudah melupakan perintah yang diberikan Allah kepada kita.
-        Ketika kita sudah mulai jauh dari Allah.
-        Ketika kita sudah mulai sering bersentuhan dengan kemaksiatan.
-        Ketika kita sudah tidak mempedulikan lagi mana yang halal dan yang haram.
-        Ketika kita sudah mengira segala dosa-dosa kita itu adalah perbuatan yang bagus.

Maka Allah justru akan membuka semua pintu kesenangan-kesenangan untuk kita.

-        Kita akan merasa harta kekayaan kita justru bertambah banyak.
-        Kita akan merasa prestasi-prestasi kita kian melejit.
-        Banyak teman-teman yang datang mengerumuni dan mengagumi kita.
-        Popularitas jadi semakin tinggi.
-        Segala yang kita inginkan seakan-akan terpenuhi dalam sekejap.
-        Kita pun menjadi senang dan bangga karenanya.

Dan saat itulah, saat kita sudah mulai berani melawan Allah. Dilanjutkan dengan kesenangan demi kesenangan yang kita dapatkan. Ketika kita sudah merasa bahagia yang tiada terkira. Ketika kita sudah mulai merasa di puncak kejayaan. Ketika kita sudah merasa bahwa kita adalah The King of The word ! Dan, BBUUUUMM !! Allah akan menyiksa kita dengan sekonyong-konyong. Dan saat itulah, kita akan K.O

Kita akan klenger, tertunduk lemas bingung tidak tahu harus melakukan apalagi. Merasa segala sesuatunya sudah tamat. Tak tahu lagi kemana harus melangkah. Semua sudah terlanjur terjadi. Barulah saat-saat seperti ini. Kita akan tertunduk merendahkan diri datang kepada Allah.


Allah itu Baik Pake Banget.

Saran saya, bersyukurlah ketika kita masih di beri kesempatan untuk hidup, karena berarti kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Sudahlah, tidak usah terlalu meikirkan masa lalu kita. Masa-masa dimana kita selalu bermandikan dosa dan maksiat. Hingga akhirnya kita sekarang di hancur leburkan oleh Allah dengan siksaan yang berat. Mengapa ? Karena Allah itu Maha Pemaaf. Pokoknya Allah itu baik banget, bahkan lebih baik dari apa yang pernah kita bayangkan.

Tidak percaya ? Baiklah, Mari kita bersama-sama membuka Ayatnya.

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Az-Zumar (39) ayat 53

Atau di hadist ini

Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Abu Yunus dari Simak dia berkata; An Nu'man bin Basyir berkhuthbah, maka dia berkata;Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian yang pada suatu ketika dia membawa perbekalan dan minumannya di atas unta lalu dia berjalan di padang pasir yang luas. kemudian dia beristirahat sejenak dan tidur di bawah pohon. Tiba-tiba untanya lepas, dia pun mencarinya ke perbukitan, namun dia tidak melihat sesuatu sama sekali, kemudian ia mencari lagi di perbukitan yang lain, namun juga tidak melihatnya, ia pun naik lagi keperbukitan yang lain, tapi tetap tidak menemukan sesuatupun. Akhirnya dia kembali ke tempat istirahatnya. Tatkala dia sedang duduk, tiba-tiba untanya datang kepadanya seraya menyerahkan tali kekangnya ke tangannya. Maka sungguh kegembiraan Allah dengan taubatnya seorang hambanya melebihi kegembiraan orang ini ketika dia mendapatkan untanya kembali dalam keadaan seperti semula.” (HR. Muslim)

Pada kesempatan kali ini, saya tidak ingin terlalu banyak membahas ayat ini terlebih dahulu. Karena saya pikir tulisan saya sudah lumayan panjang, sudah masuk page 5. Yang saya takutkan nanti Anda justru bosan membacanya. Ya sebenarnya kalau boleh jujur mungkin banyak dari Anda yang sudah bosan membaca tulisan saya, jangankan tulisannya , wajah penulisnya saja sudah ngebosenin.
Oke, Pahamilah sendiri Surat Az-Zumar ayat 53 dan hadist-hadist yang mendukung lainnya. Jika perlu sekalian buka kitab tafsir dan tanyakan kepada ustadz yang memang berkompeten. InsyaAllah jika ada kesempatan kita akan bersama-sama berdiskusi mengenai betapa baiknya Allah.

Sekian dari saya. Al-An’am ayat 43 – 44 adalah sebuah peringatan untuk kita. Jadi jangan sampai kita adalah golongan yang dimaksud dalam Al-An’am 43 – 44 tersebut. Jangan sampai ! Stay Alert ! Jauhi segala kemungkinan yang dapat membuat kita terseret dalam apa-apa yang dimaksud dalam Al-An’am 43 – 44.

Akhirul Kalam
Wassalamu’alaykum Wr Wb

*) penulis adalah mahasiswa hukum undip dan mantan ketua rohis sma 3 semarang