The Journey to Meet Istidroj
oleh Bagas Heradhyaksa*
43. Maka mengapa
mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika
datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
44. Maka tatkala
mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
( Al-An’am (6)
ayat 43 – 44)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaykum wr wb
Mari
kita bersama-sama mentadaburi Surat Al-An’am ayat 43 – 44. Mungkin akan terasa
lebih nimat jika kita memahami makna dari ayat 31 -50 sekalian yang merupakan
satu ‘ain atau satu makhroj, tidak terpotong hanya pada dua
ayat tersebut. Namun, pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama
mengkhususkan atau lebih berkonsentrasi pada ayat 43 – 44 terlebih dahulu saja,
adapun ayat lainnya bisa kita tadaburi di lain kesempatan.
Di
ayat 43, Allah bertanya kepada kita, mengapa ketika sedang mendapat siksaan
kita tidak memohon kepada Allah dengan tunduk merendahkan diri ?
Mari
kita coba buat cara agar lebih mudah dalam memahami ayat ini.
Coba
aplikasikan ayat tersebut di dalam kehidupan nyata kita.
-
Mengapa ketika kita
sedang dapat banyak cobaan kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan
merendahkan diri ?
-
Mengapa ketika nilai akademis
kita jatuh, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-
Mengapa ketika tubuh didatangi
banyak penyakit, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan
diri ?
-
Mengapa ketika bayak
yang memusuhi kita, kita tidak datang kepada Allah dengan tunduk dan
merendahkan diri ?
-
Mengapa ketika usaha
yang sudah dibangun dengan susah payah, lalu hancur lebur, kita tidak datang
kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri ?
-
Mengapa ketika banyak
orang yang memfitnah dan menjauhi kita, kita tidak datang kepada Allah dengan
tunduk dan merendahkan diri ?
Apakah
Anda sudah dapat merasakan potongan ayat 43 ini lebih mengena di hati ?
Buatlah
sendiri dengan kalimat Anda sendiri, siksaan apa yang mungkin atau sedang Anda
alami, dan apakah ketika siksaan itu menimpa, kita sudah datang ke Allah dengan
tunduk merendah diri ?
Lanjut
menuju ke potongan ayat selanjutnya.
Bahkan hati mereka
telah menjadi keras.
-
Bukannya mendekat
kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah hatinya yang dikerasin, tidak
mau mengakui bahwa semua terjadi karena kesalahan diri kita sendiri. Kitalah
yang telah mendzolimi diri kita sendiri. Jangan mecari-cari alasan !
-
Bukannya mendekat
kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah semakin menjadi-jadi maksiatnya.
Makin berani ngelawan Allah. Makin keras hatinya.
-
Bukannya mendekatkan
diri kepada Allah dengan tunduk dan merendah, malah semakin menjauh. Ibadah
jadi tidak karuan. Yang sunnah hilang
satu persatu. Yang wajib dikerjain sekenanya saja, ala kadarnya saja. Makin keras hatinya, makin tidak takut sama
dosa.
-
Bukannya mendekatkan
diri kepada Allah, malah dosa-dosa dijadikan kebiasaan, syariat diterabas
dimana-mana, Qur’an dan hadist dianggap sebuah mitos belaka. Makin keras
hatinya, makin berani melawan Allah.
dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
Sekarang, segala perilaku kita yang menyimpang dari
Qur’an dan hadist, jadi kelihatan indah di mata kita.
Kemaksiatan-kemaksiatan yang kita kerjakan dianggap
lumrah oleh diri kita sendir.
Mengapa ? Karena Hati kita sekarang sudah keras dan
syetan membuat perilaku tersebut jadi indah.
Mulai berani ngelawan hukum-hukum Allah, awalnya
dikit demi sedikit ngelanggar syariat, lama-lama jadi terlihat lumrah dan
indah, syetan yang ngebuat kayak gitu.
Jadi tidak sadar sudah terjebak dalam lingkaran
syetan sejauh ini. Semua terasa wajar-wajar saja. Hati sudah terlanjur keras
menerima masukan-masukan agama. Kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
agama dan berbau maksiat dianggap suatu yang lumrah dan wajar.
Dan ternyata, baru bisa sadar ketika sudah berada
jauh di tengah samudera kemaksiatan.
Ya, semua sudah terlanjur terlihat lumrah dan indah. Hal yang wajar.
Ya, semua sudah terlanjur terlihat lumrah dan indah. Hal yang wajar.
Saat itu lah, kita akan susah untuk bisa keluar dari
kebiasan maksiat tersebut. Karena semua sudah terlihat biasa-biasa saja,
padahal hal tersebut tidak disukai Allah.
Mari
kita pahami bersama-sama ayat 43 ini secara keseluruhan.
Saat
siksaan datang kepada kita, mengapa kita tidak datang dengan tunduk dan
merendah kepada Allah ? Mengapa justru semakin mengeraskan hati ? Jika begitu
terus dan tidak segera bertaubat, maka bisa-bisa syetan akan menjadikan
perilaku buruk kita itu terlihat bagus bagi diri kita sendiri.
Saudaraku,
berhati-hatilah ketika hal tersebut sudah menimpa diri kita. Kita tidak sadar
lagi jika kita sudah terjebak dalam lingkaran syetan kemaksiatan. Tidak sadar
lagi jika kita sudah semakin menjauh dari Allah. Justru kita mengira bahwa hal
tersebut adalah sesuatu yang baik, itulah tipu daya syetan.
Sungguh
kita perlu mewaspadai, jangan pernah berkompromi dengan kemaksiatan. Karena
kemaksiatan itu mempunyai snow ball
effect. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, dan kita tidak
menyadarinya jika kita sudah hampir membangun gunung kemaksiatan dalam diri
kita. Mengapa bisa begitu ? Sekali lagi, karena syetan membuat kita memandang
kemaksiatan yang kita lakukan itu indah dan bagus di mata kita sendiri.
Oleh
karenanya, kita harus benar-benar aware terhadap segala kemungkinan pintu masuknya
syetan. Kita harus segera cut semua
jalan-jalan yang berpotensial jadi arah masuknya syetan. Bukan berarti harus
keras, kaku atau mengekang, percayalah, jalan-jalan yang diperbolehkan syariat
itu justru jauh lebih indah dan nikmat, bahkan kekal abadi. Percayalah !
Jika
kita berkompromi dengan syetan, bisa-bisa kita di ajak menuju ke samudera
kemasiatan untuk menemaninya di neraka kelak.
Al-An’am ayat 44
44. Maka tatkala
mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
Coba
perhatikan ayat ini dengan seksama.
-
Ketika kita sudah
melupakan perintah yang diberikan Allah kepada kita.
-
Ketika kita sudah mulai
jauh dari Allah.
-
Ketika kita sudah mulai
sering bersentuhan dengan kemaksiatan.
-
Ketika kita sudah tidak
mempedulikan lagi mana yang halal dan yang haram.
-
Ketika kita sudah
mengira segala dosa-dosa kita itu adalah perbuatan yang bagus.
Maka Allah
justru akan membuka semua pintu kesenangan-kesenangan untuk kita.
-
Kita akan merasa harta
kekayaan kita justru bertambah banyak.
-
Kita akan merasa
prestasi-prestasi kita kian melejit.
-
Banyak teman-teman yang
datang mengerumuni dan mengagumi kita.
-
Popularitas jadi
semakin tinggi.
-
Segala yang kita
inginkan seakan-akan terpenuhi dalam sekejap.
-
Kita pun menjadi senang
dan bangga karenanya.
Dan saat itulah, saat
kita sudah mulai berani melawan Allah. Dilanjutkan dengan kesenangan demi
kesenangan yang kita dapatkan. Ketika kita sudah merasa bahagia yang tiada
terkira. Ketika kita sudah mulai merasa di puncak kejayaan. Ketika kita sudah merasa
bahwa kita adalah The King of The word ! Dan, BBUUUUMM !! Allah akan menyiksa
kita dengan sekonyong-konyong. Dan saat itulah, kita akan K.O
Kita
akan klenger, tertunduk lemas bingung
tidak tahu harus melakukan apalagi. Merasa segala sesuatunya sudah tamat. Tak
tahu lagi kemana harus melangkah. Semua sudah terlanjur terjadi. Barulah
saat-saat seperti ini. Kita akan tertunduk merendahkan diri datang kepada
Allah.
Allah itu Baik Pake
Banget.
Saran
saya, bersyukurlah ketika kita masih di beri kesempatan untuk hidup, karena berarti
kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Sudahlah, tidak usah terlalu
meikirkan masa lalu kita. Masa-masa dimana kita selalu bermandikan dosa dan
maksiat. Hingga akhirnya kita sekarang di hancur leburkan oleh Allah dengan
siksaan yang berat. Mengapa ? Karena Allah itu Maha Pemaaf. Pokoknya Allah itu
baik banget, bahkan lebih baik dari apa yang pernah kita bayangkan.
Tidak
percaya ? Baiklah, Mari kita bersama-sama membuka Ayatnya.
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Az-Zumar (39)
ayat 53
Atau
di hadist ini
Telah menceritakan
kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari telah menceritakan kepada kami
bapakku telah menceritakan kepada kami Abu Yunus dari Simak dia berkata; An
Nu'man bin Basyir berkhuthbah, maka dia berkata;Sungguh kegembiraan Allah
karena taubatnya hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian yang
pada suatu ketika dia membawa perbekalan dan minumannya di atas unta lalu dia
berjalan di padang pasir yang luas. kemudian dia beristirahat sejenak dan tidur
di bawah pohon. Tiba-tiba untanya lepas, dia pun mencarinya ke perbukitan,
namun dia tidak melihat sesuatu sama sekali, kemudian ia mencari lagi di
perbukitan yang lain, namun juga tidak melihatnya, ia pun naik lagi
keperbukitan yang lain, tapi tetap tidak menemukan sesuatupun. Akhirnya dia
kembali ke tempat istirahatnya. Tatkala dia sedang duduk, tiba-tiba untanya
datang kepadanya seraya menyerahkan tali kekangnya ke tangannya. Maka sungguh
kegembiraan Allah dengan taubatnya seorang hambanya melebihi kegembiraan orang
ini ketika dia mendapatkan untanya kembali dalam keadaan seperti semula.” (HR.
Muslim)
Pada kesempatan kali ini, saya tidak ingin terlalu
banyak membahas ayat ini terlebih dahulu. Karena saya pikir tulisan saya sudah
lumayan panjang, sudah masuk page 5.
Yang saya takutkan nanti Anda justru bosan membacanya. Ya sebenarnya kalau
boleh jujur mungkin banyak dari Anda yang sudah bosan membaca tulisan saya,
jangankan tulisannya , wajah penulisnya saja sudah ngebosenin.
Oke, Pahamilah sendiri Surat Az-Zumar ayat 53 dan
hadist-hadist yang mendukung lainnya. Jika perlu sekalian buka kitab tafsir dan
tanyakan kepada ustadz yang memang berkompeten. InsyaAllah jika ada kesempatan
kita akan bersama-sama berdiskusi mengenai betapa baiknya Allah.
Sekian dari saya. Al-An’am ayat 43 – 44 adalah
sebuah peringatan untuk kita. Jadi jangan sampai kita adalah golongan yang
dimaksud dalam Al-An’am 43 – 44 tersebut. Jangan sampai ! Stay Alert ! Jauhi segala kemungkinan yang dapat membuat kita
terseret dalam apa-apa yang dimaksud dalam Al-An’am 43 – 44.
Akhirul Kalam
Wassalamu’alaykum Wr Wb
*) penulis adalah mahasiswa hukum undip dan mantan ketua rohis sma 3 semarang